Tentu
allah tak akan memberikan sesuatu yang mudah didunia ini, karena tidak ada yang
instan didunia ini, mie instan saja yang dibilang instan pun harus melewati
sebuah proses, maka dari itu butuh sebuah perjuangan yang keras meskipun itu sekedar penantain yang panjang.
Akan tetapi percayalah, bahwa dalam sebuah penantian panjang akan kita dapatkan
cinta yang terbaik suatu saat nanti.
Yaa….
Sendiri itu memang menyakitkan, disaat orang bisa berdua2an, disini aku hanya
dapat menanti dan menyindiri. Terkadang
aku iri dengan teman – temanku yang semudah itu bergonta – ganti pasangan,
seakan sebuah pakain yang slalu berganti – ganti setiap harinya. Terkadang aku
juga iri dengan teman – teman ku yang slalu ada yang memerhatikan mereka
disetiap waktu. Padahal Allah sudah telah memberikan kita sebuah jalan akan
tetapi kita malah mengambil jalan yang salah. di al quran sudah dijelaskan
bahwasanya kita diciptakan dengan berpasangan – pasangan, jadi apa yang harus
ditakutkan dengan jomblo, dengan jomblo kita diajarkan arti sebuah kesabaran
dan penantian.
Seutas
cerita tentang arti penantian sebenarnya, disini saya akan menceritakan sebuah
kehidupan seorang akhwat yang menjaga
hatinya dari sebuah penantian. Yaa kita sebut saja akhwat ini dengan nama ADEL.
Adel adalah seorang pelajar, anaknya baik hati, pekerja keras, penyabar,
terlebih lagi anaknya pintar dan friendly. Dalam hal itu banyak ikhwan yang
menginginkan dia. Akan tetapi dia lebih memilih untuk sendiri karena sebuah
alasan. apa alasanya dia lebih memilih untuk sendiri ??? ternyata ada sebuah
kisah lagi dalam hal itu. Pada saat di SMP dulu, ternyata adel merupakan
seorang akhat yang sangat jutek dengan namanya ikhwan. Disaat adel kelas 7 ada
seorang ikhwan yang dekatin adel, dia sering sms adel, sering dekatin adel, ya
mungkin maklum lah masih masa – masa pubertas kali ya :v. yaa kita sebut saja
ikhwan ini dengan nama Samid, kita tau bahwasanya seorang laki – laki tidak
akan menyerah kalau sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan. Itulah sifat
samid, dia terus mendekati adel dengan cara apapun, akan tetapi karena adel
anaknya masa bodo akhirnya usaha samid seperti sia2. Lambat laun, mereka pun
naik ke kelas 8 dan pada saat itu mereka pisah kelas. Disaat itu adel ngerasa
sudah tidak ada yang ganggu – ganggu lagi sampai mereka naik ke kelas 9 smp.
Pada saat itu samid berterus terang kea del, dia meminta maaf karena selama ini
dia sering ganngu dan buat adel risih karena tingkahnya. Dan sat itu juga samid
nyatakan kalau dia suka sama adel, akan tetapi samid tidak mau pacaran karena
dilarang agama. Dalam hal itu terketuk lah pintu hati adel, dalam hatinya yang
terdalam adel berkata “ kenapa orang ini masih mau bertahan dengan ku yaaa…
padahal akunya gk pernah merespon sama sekali disaat dia mendekatiku “. Adel
pun bertanya – tanya dalam hatinya “ apa penyebab dia bertahan dengan ku ?? “.
Hari
demi hari, jam demi jam, akhirnya mereka lulus. Waktu smp mereka hanya beda
kelas ternyata disaat SMA mereka tidak hanya beda sekolah akan tetapi jarak
yang memisahkan mereka. Samid masuk SMK dan adel masuk SMA, pada saat itu pun
mereka seperti hilang kontak, gk ada kabar, gk ada chat dan apapun seperti lost
kontak. Adel pun merenungi apa yang terjadi, dia pun berpikir mungkin samid pas
smp tersebut hanya cinta sesaat saja, dan melupakan. Akan tetapi suatu hari
akhirnya samid ngechat adel dan hanya menanyakan pertanyaan yang simple ke adel
yaitu “ apakah kamu pacaran del ?? “.
Adel pun menjawab “ Alhamdulillah enggak, mid “. Setelah samid mengetahui
jawaban tersebut akhirnya samid tidak pernah mengechat lagi sampai adel naik ke
kelas 11 SMA. Lambat laun akhirnya samid mengchat adel kembali, dan menanyakan
hal yang sama seperti kelas 10 kmrin, setelah itu lost kontak lagi. Sampai akhirnya disaat kelas 12 SMA samid
melakukan hal yang sama, pada saat itu pun adel langung bertanya kepada samid,
“ kenapa sih kamu nanya
itu terus ?? “
“ kamu mau gak nikah
muda, atau gak aku minta pendapatmu aja deh masalah nikah muda”. samid pun
menjawab dengan perkataan yang tidak diduga oleh adel.
Adel pun terdiam
sejenak memikirkan apa yang dikatakan samid. “ loh kok nanya begitu sihh !! “. Ujar adel.
“ yaa gak papa del, mau
nanya aja, masa gk boleh ?? “. Jawab samid.
“ yaa.. boleh aja sihh,
tapi aneh aja tiba – tiba nanya begitu “. Jawab adel.
“ misalkan yaa del, ada
yang mau ngajak kamu nikah muda, kamu mau gak ??? “. Dengan perasaan yang ragu
– ragu.
“ kalau pendapatku sih
masalah nikah muda itu, lebih berat mid karena tanggung jawab kita makin besar.
Ya misalkan ada yang ngajak aku juga bingung sihh mid apa yang harus aku
lakukan“. Jawab adel dengan perasaan yang agak terkejut.
“ tapi kan tanggung
jawabnya berdua dell, insyaallah akan lebih ringan *sedikit tertawa* “. Jawab
samid.
Tiba – tiba tanpa
disangka adel, samid pun langsung
mengeluarkan kata – kata yang membuat adel makin kaget dan terkejut atas kata –
kata samid.
“ jadi gimana del ??
kalau aku yang ngajak kamu nikah mau gak ?? “. Dengan rasa percaya diri.
“ loh yang betul mid,
kmu gak salah kah ?? apa kamu yakin ??? “. Jawab adel dengan hati yang gembira
dan terkejut.
“ enggak del, kalau aku
gak yakin aku gak bakal nanya kek gini ke kamu “. Jawab samid.
Adel pun bingung mau
menjawab apa, perasaan hati yang gembira telah membuatnya salh tingkah sehingga
membuatnya larut dalam kegembiraan.
“ aduuhh, aku gak tau
mau ngomong apa midd “. Jawab adel dengan perasaan campur aduk.
“ ya sudah jangan
terlalu dipikirin seakarang, suatu saat aku akan ngomong ke bapakmu, doain aja
yaa “. Jawab samid.
“ yaa jalanin aja
dululah gimana mau mu mid, kita pokus kerja aja sama – sama dulu insyallah
seiring jalan nya waktunya kan bisa “. Jawab adel dengan keraguan.
“ bisa apa del “. Jawab samid dengan bahagia.
“ bisa sukses sama –
sama lah “ jawab adell.
Samid pun menjawab “
iya sukses sama – sama dan nikah juga sama – sama yaa “.
Setelah perkataan itu
samid dan adel pun focus dengan tujuan mereka masing – masing. Seiring jalannya
waktu, mereka tidak pernah lagi saling chat ataupun mengabari. Dalam hal ini
adel menjadi ragu akan perkataan si samid, apakah itu benar atau tidak, adel membutuhkan suatu kepastian yang lebih
agar bisa mempercayai perkataan samid. Akan tetapi adel merasa takut untuk
menanyakan hal itu kepada samid, adel takut kalau perkataan samid itu hanya
candaan belaka. Dan pada akhirnya adel pun hanya bisa berdoa dan menanti
disetiap aktifitasnya.
Saya
jadi teringat dengan sebuah perkataan suatu orang yaitu, “ jangan berani
mengetuk hatinya jika tak bermaksud mengetuk pintu rumahnya dan bertemu orang
tuanya, jangan hanya berani memberi janji namun tak ada bukti, cinta dibuktikan
dengan hal sederhana yaitu ikrar suci yang disebut dengan akad. Jika memang
merasa belum siap jangan memaksakan. Jika belum mampu tanggung jawab, jangan
memebrikan harapan pada si dia, karena wanita baik – baik tidak pantas disakiti
tapi diperjuangkan.” ( setia furqon Khalid).
Mari kita flash back bagaimana sebuah kisah seorang Fatimah yang memendam
perasaannya kepada ali, kesabarannya dalam menanti, dan slalu berdoa agar dapat
dipersatukan suatu hari nanti. Sungguh cinta itu adalah sebuah penantian yang
panjang.
“Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah,
terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah
menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja
tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah. Ali terpesona pada
Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan
paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat
Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap
untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang
sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak
Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada
Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.
Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”.
Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”.
Allah telah menciptakan kita dengan berpasangan – pasangan.
Allah tidak pernah salah dalam menentukan jodoh kita. Karena jodoh adalah
cerminan dalam diri kita. Jomblo adalah sebuah pilihan, pilihan dalam maksud
agar terhindar dari hal yang merugikan dan menjerumuskan kepada yang salah,
jomblo bukan berarti tidak laku akan jomblo adalah jalan yang diberi allah agar kita dapat lebih
mendekatkan diri kepadanya. Selama kita saling menanti dengan memperbaiki diri
untuk lebih baik insyaallah, allah akan memberikan jodoh yang terbaik untuk
kita. karena ketika kita men cintai seseorang maka cintailah pemilik hatinya
terlebih dahulu, sehingga dengan itu allah akan memberikan sebuah jalan yang
terbaik buat kita.