Pergeseran makna. Mungkin kalimat ini yang paling tepat menggambarkan kondisi pemakaian cadar di akhir zaman
Bertahun-tahun yang lalu orang-orang masih ketakutan melihat wanita bercadar yang dianggap berkaitan dengan pemahaman Islam radikal. Namun seiring berkembangnya zaman, kita dapat melihat dengan gamblang bagaimana para wanita bercadar bertransformasi sedemikian rupa
Kini wanita bercadar sangat mudah ditemukan di jalan-jalan, kedai kopi, bahkan di mall-mall besar. Mereka bisa berjalan kemanapun dengan cadar yang semakin stylish. Berfoto di pantai, gunung-gunung, dan tempat-tempat wisata lalu berlomba-lomba menggunggahnya di media sosial demi sebuah eksistensi yang mereka sebut dengan hijrah
Bertahun-tahun yang lalu orang-orang masih ketakutan melihat wanita bercadar yang dianggap berkaitan dengan pemahaman Islam radikal. Namun seiring berkembangnya zaman, kita dapat melihat dengan gamblang bagaimana para wanita bercadar bertransformasi sedemikian rupa
Kini wanita bercadar sangat mudah ditemukan di jalan-jalan, kedai kopi, bahkan di mall-mall besar. Mereka bisa berjalan kemanapun dengan cadar yang semakin stylish. Berfoto di pantai, gunung-gunung, dan tempat-tempat wisata lalu berlomba-lomba menggunggahnya di media sosial demi sebuah eksistensi yang mereka sebut dengan hijrah
Marilah
sejenak kita berpikir dengan logika sederhana. Jika perhiasan yang telah
ditutup rapat dengan hanya memperlihatkan kedua pasang mata dan telapak
tangan, lalu mengapa tetap memamerkannya kepada khalayak umum dengan
mengunggah foto di media sosial dengan dalih berdakwah dijalan Allah?
Sungguh tidak ditemukan unsur dakwah sama sekali disana. Terutama mengunggah foto wanita bercadar dengan produk endorse di media sosial. Hal itu adalah bentuk kapitalisasi cadar. Sama sekali tidak ada tujuan menyebarkan Islam, melainkan hanya ingin menunggangi ajaran agama Islam untuk mengeruk keuntungan semata
Tega-teganya cadar yang memiliki nilai ‘sakral’ dieksploitasi dengan menjadikannya sebagai pendamping produk endorse. Sungguh sayang seribu sayang. Pemahaman tentang cadar tidak diletakkan diatas kepentingan agama, melainkan dunia semata
Bekal menuju akhirat justru disalahgunakan untuk kepentingan dunia. Makna cadar yang tertanam dalam pikiran tidak bertemu dengan rasa sadar dalam pelaksanaannya. Yang paling ditakutkan adalah, suatu saat nanti seperti halnya jilbab, cadar hanya akan digunakan untuk kepentingan fashion semata, tidak lagi dianggap sakral. Dan yang menyedihkan adalah ketika banyak masyarakat yang menganggap wajar hal itu
Coba perhatikan akun media sosial Anda, sudah berapa banyak foto endorsement wanita bercadar yang telah Anda lihat hari ini?
.
.
Sungguh tidak ditemukan unsur dakwah sama sekali disana. Terutama mengunggah foto wanita bercadar dengan produk endorse di media sosial. Hal itu adalah bentuk kapitalisasi cadar. Sama sekali tidak ada tujuan menyebarkan Islam, melainkan hanya ingin menunggangi ajaran agama Islam untuk mengeruk keuntungan semata
Tega-teganya cadar yang memiliki nilai ‘sakral’ dieksploitasi dengan menjadikannya sebagai pendamping produk endorse. Sungguh sayang seribu sayang. Pemahaman tentang cadar tidak diletakkan diatas kepentingan agama, melainkan dunia semata
Bekal menuju akhirat justru disalahgunakan untuk kepentingan dunia. Makna cadar yang tertanam dalam pikiran tidak bertemu dengan rasa sadar dalam pelaksanaannya. Yang paling ditakutkan adalah, suatu saat nanti seperti halnya jilbab, cadar hanya akan digunakan untuk kepentingan fashion semata, tidak lagi dianggap sakral. Dan yang menyedihkan adalah ketika banyak masyarakat yang menganggap wajar hal itu
Coba perhatikan akun media sosial Anda, sudah berapa banyak foto endorsement wanita bercadar yang telah Anda lihat hari ini?
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar