Kamis, 16 Agustus 2018

Sendiri dengan menanti





Tentu allah tak akan memberikan sesuatu yang mudah didunia ini, karena tidak ada yang instan didunia ini, mie instan saja yang dibilang instan pun harus melewati sebuah proses, maka dari itu butuh sebuah perjuangan yang keras  meskipun itu sekedar penantain yang panjang. Akan tetapi percayalah, bahwa dalam sebuah penantian panjang akan kita dapatkan cinta yang terbaik suatu saat nanti.
Yaa…. Sendiri itu memang menyakitkan, disaat orang bisa berdua2an, disini aku hanya dapat menanti dan menyindiri.  Terkadang aku iri dengan teman – temanku yang semudah itu bergonta – ganti pasangan, seakan sebuah pakain yang slalu berganti – ganti setiap harinya. Terkadang aku juga iri dengan teman – teman ku yang slalu ada yang memerhatikan mereka disetiap waktu. Padahal Allah sudah telah memberikan kita sebuah jalan akan tetapi kita malah mengambil jalan yang salah. di al quran sudah dijelaskan bahwasanya kita diciptakan dengan berpasangan – pasangan, jadi apa yang harus ditakutkan dengan jomblo, dengan jomblo kita diajarkan arti sebuah kesabaran dan penantian.
Seutas cerita tentang arti penantian sebenarnya, disini saya akan menceritakan sebuah kehidupan seorang akhwat yang  menjaga hatinya dari sebuah penantian. Yaa kita sebut saja akhwat ini dengan nama ADEL. Adel adalah seorang pelajar, anaknya baik hati, pekerja keras, penyabar, terlebih lagi anaknya pintar dan friendly. Dalam hal itu banyak ikhwan yang menginginkan dia. Akan tetapi dia lebih memilih untuk sendiri karena sebuah alasan. apa alasanya dia lebih memilih untuk sendiri ??? ternyata ada sebuah kisah lagi dalam hal itu. Pada saat di SMP dulu, ternyata adel merupakan seorang akhat yang sangat jutek dengan namanya ikhwan. Disaat adel kelas 7 ada seorang ikhwan yang dekatin adel, dia sering sms adel, sering dekatin adel, ya mungkin maklum lah masih masa – masa pubertas kali ya :v. yaa kita sebut saja ikhwan ini dengan nama Samid, kita tau bahwasanya seorang laki – laki tidak akan menyerah kalau sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan. Itulah sifat samid, dia terus mendekati adel dengan cara apapun, akan tetapi karena adel anaknya masa bodo akhirnya usaha samid seperti sia2. Lambat laun, mereka pun naik ke kelas 8 dan pada saat itu mereka pisah kelas. Disaat itu adel ngerasa sudah tidak ada yang ganggu – ganggu lagi sampai mereka naik ke kelas 9 smp. Pada saat itu samid berterus terang kea del, dia meminta maaf karena selama ini dia sering ganngu dan buat adel risih karena tingkahnya. Dan sat itu juga samid nyatakan kalau dia suka sama adel, akan tetapi samid tidak mau pacaran karena dilarang agama. Dalam hal itu terketuk lah pintu hati adel, dalam hatinya yang terdalam adel berkata “ kenapa orang ini masih mau bertahan dengan ku yaaa… padahal akunya gk pernah merespon sama sekali disaat dia mendekatiku “. Adel pun bertanya – tanya dalam hatinya “ apa penyebab dia bertahan dengan ku ?? “.

Hari demi hari, jam demi jam, akhirnya mereka lulus. Waktu smp mereka hanya beda kelas ternyata disaat SMA mereka tidak hanya beda sekolah akan tetapi jarak yang memisahkan mereka. Samid masuk SMK dan adel masuk SMA, pada saat itu pun mereka seperti hilang kontak, gk ada kabar, gk ada chat dan apapun seperti lost kontak. Adel pun merenungi apa yang terjadi, dia pun berpikir mungkin samid pas smp tersebut hanya cinta sesaat saja, dan melupakan. Akan tetapi suatu hari akhirnya samid ngechat adel dan hanya menanyakan pertanyaan yang simple ke adel yaitu “ apakah kamu pacaran del ?? “.  Adel pun menjawab “ Alhamdulillah enggak, mid “. Setelah samid mengetahui jawaban tersebut akhirnya samid tidak pernah mengechat lagi sampai adel naik ke kelas 11 SMA. Lambat laun akhirnya samid mengchat adel kembali, dan menanyakan hal yang sama seperti kelas 10 kmrin, setelah itu lost kontak lagi.  Sampai akhirnya disaat kelas 12 SMA samid melakukan hal yang sama, pada saat itu pun adel langung bertanya kepada samid,
“ kenapa sih kamu nanya itu terus ?? “
“ kamu mau gak nikah muda, atau gak aku minta pendapatmu aja deh masalah nikah muda”. samid pun menjawab dengan perkataan yang tidak diduga oleh adel.
Adel pun terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan samid. “ loh kok nanya  begitu sihh !! “. Ujar adel.
“ yaa gak papa del, mau nanya aja, masa gk boleh ?? “. Jawab samid.
“ yaa.. boleh aja sihh, tapi aneh aja tiba – tiba nanya begitu “. Jawab adel.
“ misalkan yaa del, ada yang mau ngajak kamu nikah muda, kamu mau gak ??? “. Dengan perasaan yang ragu – ragu.
“ kalau pendapatku sih masalah nikah muda itu, lebih berat mid karena tanggung jawab kita makin besar. Ya misalkan ada yang ngajak aku juga bingung sihh mid apa yang harus aku lakukan“. Jawab adel dengan perasaan yang agak terkejut.
“ tapi kan tanggung jawabnya berdua dell, insyaallah akan lebih ringan *sedikit tertawa* “. Jawab samid.
Tiba – tiba tanpa disangka adel,  samid pun langsung mengeluarkan kata – kata yang membuat adel makin kaget dan terkejut atas kata – kata samid.
“ jadi gimana del ?? kalau aku yang ngajak kamu nikah mau gak ?? “. Dengan rasa percaya diri.
“ loh yang betul mid, kmu gak salah kah ?? apa kamu yakin ??? “. Jawab adel dengan hati yang gembira dan terkejut.
“ enggak del, kalau aku gak yakin aku gak bakal nanya kek gini ke kamu “. Jawab samid.
Adel pun bingung mau menjawab apa, perasaan hati yang gembira telah membuatnya salh tingkah sehingga membuatnya larut dalam kegembiraan.
“ aduuhh, aku gak tau mau ngomong apa midd “. Jawab adel dengan perasaan campur aduk.
“ ya sudah jangan terlalu dipikirin seakarang, suatu saat aku akan ngomong ke bapakmu, doain aja yaa “. Jawab samid.
“ yaa jalanin aja dululah gimana mau mu mid, kita pokus kerja aja sama – sama dulu insyallah seiring jalan nya waktunya kan bisa “. Jawab adel dengan keraguan.
“ bisa apa  del “. Jawab samid dengan bahagia.
“ bisa sukses sama – sama lah “ jawab adell.
Samid pun menjawab “ iya sukses sama – sama dan nikah juga sama – sama yaa “.
Setelah perkataan itu samid dan adel pun focus dengan tujuan mereka masing – masing. Seiring jalannya waktu, mereka tidak pernah lagi saling chat ataupun mengabari. Dalam hal ini adel menjadi ragu akan perkataan si samid, apakah itu benar atau tidak,  adel membutuhkan suatu kepastian yang lebih agar bisa mempercayai perkataan samid. Akan tetapi adel merasa takut untuk menanyakan hal itu kepada samid, adel takut kalau perkataan samid itu hanya candaan belaka. Dan pada akhirnya adel pun hanya bisa berdoa dan menanti disetiap aktifitasnya.

 

Saya jadi teringat dengan sebuah perkataan suatu orang yaitu, “ jangan berani mengetuk hatinya jika tak bermaksud mengetuk pintu rumahnya dan bertemu orang tuanya, jangan hanya berani memberi janji namun tak ada bukti, cinta dibuktikan dengan hal sederhana yaitu ikrar suci yang disebut dengan akad. Jika memang merasa belum siap jangan memaksakan. Jika belum mampu tanggung jawab, jangan memebrikan harapan pada si dia, karena wanita baik – baik tidak pantas disakiti tapi diperjuangkan.” ( setia furqon Khalid).  Mari kita flash back bagaimana sebuah kisah seorang Fatimah yang memendam perasaannya kepada ali, kesabarannya dalam menanti, dan slalu berdoa agar dapat dipersatukan suatu hari nanti. Sungguh cinta itu adalah sebuah penantian yang panjang.
Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah. Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.
Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”.

Allah telah menciptakan kita dengan berpasangan – pasangan. Allah tidak pernah salah dalam menentukan jodoh kita. Karena jodoh adalah cerminan dalam diri kita. Jomblo adalah sebuah pilihan, pilihan dalam maksud agar terhindar dari hal yang merugikan dan menjerumuskan kepada yang salah, jomblo bukan berarti tidak laku akan jomblo adalah  jalan yang diberi allah agar kita dapat lebih mendekatkan diri kepadanya. Selama kita saling menanti dengan memperbaiki diri untuk lebih baik insyaallah, allah akan memberikan jodoh yang terbaik untuk kita. karena ketika kita men cintai seseorang maka cintailah pemilik hatinya terlebih dahulu, sehingga dengan itu allah akan memberikan sebuah jalan yang terbaik buat kita.



1 komentar: